SKA Coffee Fest 2025 Resmi Ditutup, Lampung Mantapkan Diri Sebagai Pusat Edukasi dan Budaya Kopi Nusantara
Transsewu.com – Bandar Lampung -Gelaran SKA Coffee Fest 2025 resmi ditutup pada Minggu, 26 Oktober 2025, di Mall Boemi Kedaton, Bandar Lampung. Festival yang telah berlangsung sejak 22 Oktober ini sukses menjadi ajang edukasi, promosi, dan kolaborasi pelaku kopi dari berbagai daerah di Indonesia.
Selama empat hari penyelenggaraan, SKA Coffee Fest menghadirkan beragam kegiatan mulai dari pemutaran film, talkshow, hingga uji cita rasa kopi yang mengundang antusiasme besar dari masyarakat. Salah satu agenda yang paling menarik perhatian pengunjung adalah pemutaran film dokumenter “Mantra of Kahwa” bekerja sama dengan KAPPI (Komunitas Penikmat dan Pelaku Kopi Indonesia). Film ini mengangkat filosofi kopi dan kisah para pelaku di balik industri yang terus berkembang.
Selain itu, kegiatan Coffee Quality Control Education turut memberikan pemahaman mendalam tentang pentingnya menjaga standar mutu kopi dari hulu hingga hilir. Talkshow Basic Trading Skill bersama Phillip Nova juga memberikan wawasan mengenai peluang bisnis kopi di pasar global.
Kegiatan edukatif lainnya seperti “Back to Farm for Gen Z” oleh Politeknik Negeri Lampung (Polinela) menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung muda. Melalui program ini, mahasiswa dan generasi muda diajak mengenal lebih dekat potensi agribisnis kopi, mulai dari budidaya hingga inovasi produk.
Suasana semakin hangat dengan kegiatan Public Cupping dan Uji Cita Rasa Kopi, yang memungkinkan pengunjung mencicipi berbagai varian kopi spesialti asal Lampung dan daerah lainnya. Acara ini menjadi wadah interaksi antara petani, barista, pelaku usaha, dan penikmat kopi untuk berbagi pengalaman serta memperkuat jejaring industri.
Koordinator SKA Coffee Fest 2025, Riza Prasetyo, menyampaikan rasa syukur atas keberhasilan penyelenggaraan festival tahun ini.
“Kami sangat senang melihat antusiasme pengunjung yang luar biasa. Tahun ini kami fokus pada edukasi dan regenerasi pelaku kopi. Harapannya, kopi Lampung semakin dikenal dan mampu bersaing di kancah nasional maupun internasional,” ujarnya.
Sementara itu, perwakilan Polinela, Dini Wulandari, menambahkan bahwa keterlibatan kampus menjadi bentuk nyata sinergi dunia pendidikan dan industri.
> “Kami ingin mahasiswa memahami bahwa kopi bukan hanya komoditas ekonomi, tetapi juga bagian dari budaya dan inovasi yang harus terus dijaga,” ungkapnya.
Puncak acara penutupan berlangsung meriah dengan seremoni pemberian plakat penghargaan kepada mitra dan tokoh yang berkontribusi dalam pengembangan kopi Lampung. Momentum ini menjadi simbol apresiasi terhadap dedikasi semua pihak dalam memperkuat ekosistem kopi lokal.
Sebagai bagian dari rangkaian kegiatan, hari terakhir festival juga bertepatan dengan berakhirnya promo khusus “Buy 1 Get 1 Free” di Sport Station Chandra Mall Tanjung Karang, yang menjadi mitra pendukung festival.
Dengan beragam kegiatan edukatif dan partisipasi aktif lintas komunitas, SKA Coffee Fest 2025 berhasil menegaskan posisi Lampung sebagai salah satu pusat budaya dan edukasi kopi di Indonesia. (Iffa)
Editor : iffa. Yy |transsewu.com
