Bandar Lampung Rancang Kereta Gantung Wisata, Investasi Capai Rp2,5 Triliun

Bandar Lampung – Pemerintah Kota (Pemkot) Bandar Lampung tengah mematangkan rencana pembangunan megaproyek kereta gantung yang digadang-gadang bakal menjadi destinasi wisata spektakuler pertama di Indonesia.
Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bandar Lampung, Iwan Gunawan, mengungkapkan bahwa proses penjajakan dengan investor asing masih terus berjalan secara intensif selama bulan Juni ini.
“Masih dalam tahap penjajakan. Tunggu saja,” ujar Iwan, Jumat (13/6/2025).
Proyek ambisius ini diperkirakan membutuhkan investasi sebesar Rp2,5 triliun dengan skema kerja sama 50:50 antara Pemkot dan pihak investor. Menariknya, pembiayaan pembangunan kereta gantung ini dipastikan tidak akan membebani Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).
Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kota Bandar Lampung, Dedi Sutiyoso, menjelaskan bahwa seluruh biaya proyek akan ditanggung oleh investor. “Saat ini masih dalam proses lobi dengan investor. Jadi anggarannya bukan dari APBD,” jelasnya.
Rencana lintasan kereta gantung ini akan membentang sepanjang 3,5 hingga 4 kilometer, dari kawasan rumah dinas Wali Kota di Garuntang menuju pulau di sekitar Teluk Lampung. Proyek ini dirancang untuk menjadi ikon baru pariwisata sekaligus mempercantik wajah kota.
Dedi menambahkan bahwa inisiatif pembangunan berasal dari Pemkot, sementara pelaksanaannya sepenuhnya menjadi tanggung jawab investor. “Kami hanya mendukung dari sisi teknis dan koordinasi antarinstansi. Pelaksanaan langsung ditangani pihak mereka,” katanya.
Meski nilai investasi pasti masih dalam perhitungan, estimasi awal disebut-sebut mencapai ratusan miliar rupiah. Skema kompensasi juga masih dalam tahap pembahasan.
Dedi mengakui bahwa proyek ini bukan merupakan prioritas utama Pemkot saat ini. Namun, menurutnya, kereta gantung akan memberi nilai tambah estetika serta membuka peluang ekonomi baru di sektor pariwisata.
“Memang bukan kebutuhan mendesak, tapi ini demi mempercantik kota dan mendongkrak sektor wisata,” pungkasnya.
Editor : iffa. Yy |transsewu.com