STIT Pringsewu Gelar NAFEC 2025: Perkuat Kolaborasi Akademik Menuju Indonesia Emas 2045

Pringsewu – Dalam rangka memperkuat sinergi antarlembaga pendidikan tinggi serta mendorong kontribusi nyata perguruan tinggi terhadap visi Indonesia Emas 2045, Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Pringsewu menyelenggarakan kegiatan berskala nasional bertajuk NAFEC 2025 (National Academic Forum, Engagement, and Competition). Kegiatan ini berlangsung selama tiga hari, sejak 23 hingga 25 April 2025, dengan mengusung tema besar “Menjalin Kolaborasi Akademik dan Pengabdian Menuju Indonesia Emas 2045.”
NAFEC 2025 secara resmi dibuka pada Rabu, 23 April 2025 pukul 08.00 WIB, dengan menghadirkan berbagai institusi pendidikan tinggi dari berbagai wilayah di Indonesia. Beberapa di antaranya yaitu: Institut Bakti Nusantara Lampung, STIT Tanggamus, STIT Multazam, STEBI Liwa, IAI-IPMU Gumawang, STIT Nurussalam, Universitas Indonesia Global Mandiri, Universitas Mukhtar Syafaat Banyuwangi, STAI Darul Falah Bandung, STAI Miftahul Ulum Bengkulu, STIE Trisna Negara OKU Timur, ITS NU Lampung, STAI Hidayatut Thullab Kediri, STAI YASBA Kalianda, STAI Maarif Kalirejo, serta STAI Ibnu Rusyd Kotabumi.
Semangat kolaboratif yang hadir mencerminkan bahwa transformasi pendidikan tinggi hanya dapat dicapai melalui semangat gotong royong akademik demi masa depan Indonesia yang cerah dan berdaya saing global.
NAFEC 2025 menjadi wadah strategis untuk membangun dialog lintas disiplin, merumuskan arah kebijakan akademik yang adaptif terhadap perkembangan teknologi, serta memperluas jejaring kolaboratif yang berdampak langsung bagi masyarakat.
Agenda Komprehensif: Seminar hingga Kompetisi
Lebih dari sekadar seminar ilmiah, NAFEC 2025 menghadirkan forum terpadu yang mencakup:
- Seminar nasional
- Kunjungan kampus (visiting campus)
- Penandatanganan kerja sama antarperguruan tinggi
- Beragam perlombaan akademik dan non-akademik seperti lomba poster artikel, pidato, puisi, hingga catur
Forum ini dirancang sebagai jawaban atas tantangan era Society 5.0, dengan menjadikan kolaborasi dan inovasi sebagai kunci utama transformasi pendidikan.
Seminar Nasional: Kompetensi Dosen di Era Society 5.0
Salah satu agenda utama adalah seminar nasional bertema “Kompetensi Dosen di Era Society 5.0: Tantangan & Peluang dalam Meningkatkan Kualitas Pendidikan.” Seminar ini menghadirkan sejumlah pembicara inspiratif:
- Assoc. Prof. Dr. Fauzi – Keynote speaker
- Assoc. Prof. Dr. Chusnul Chotimah, M.Ag. – Dekan FEBI UIN SATU Tulungagung
- Dr. Salamun, M.Pd.I. – Direktur Pascasarjana STIT Pringsewu
- Dr. Syafrizal Fuady, M.Pd. – Rektor IAI IPMU Gumawang
- Mehdar Badrus Zaman, SE., M.M. – Ketua STIT Nurussalam dan kandidat Ph.D. di Universiti Sains Malaysia

Dalam sambutannya, Assoc. Prof. Dr. Fauzi menyampaikan apresiasi atas inisiatif STIT Pringsewu.
“Saya mengapresiasi kegiatan berskala nasional ini yang tidak hanya membahas aspek keilmuan, tetapi juga menyentuh ranah pengabdian, inovasi, dan kolaborasi konkret antarlembaga. Inilah peran strategis perguruan tinggi sebagai pilar pembangunan bangsa, selaras dengan visi Indonesia Emas 2045,” ungkapnya.
Beliau juga berharap forum ini menjadi ruang inspiratif yang melahirkan gagasan segar dan membuka jalan bagi kolaborasi yang berkelanjutan.
Sebagai tindak lanjut konkret dari semangat kolaborasi tersebut, forum NAFEC 2025 juga menyepakati pembentukan wadah komunikasi dosen antarlembaga yang diberi nama Asosiasi Dosen Merah Putih (ADMP). Dalam forum tersebut, Rektor Institut Bakti Nusantara (IBN) Assoc. Prof. Dr. Fauzi secara resmi didelegasikan sebagai Ketua ADMP dan diberikan mandat untuk memimpin penyusunan kepengurusan awal asosiasi.
“Pembentukan ADMP menjadi salah satu hasil strategis dari NAFEC, sebagai upaya memperkuat jejaring dan solidaritas dosen dalam merespons tantangan pendidikan nasional,” pungkas Dr. Dedi Irawan, S.E., M.E.Sy., Ketua Panitia NAFEC 2025 usai kegiatan berlangsung.
Gagasan Strategis dari Para Narasumber
Dalam sesi seminar, para narasumber menyampaikan gagasan penting:
- Assoc. Prof. Dr. Chusnul Chotimah, M.Ag.: Menekankan peningkatan kompetensi dosen dalam aspek akademik, pengajaran, dan penelitian.
- Dr. Syafrizal Fuady, M.Pd.: Menggarisbawahi pentingnya pembentukan karakter mahasiswa sebagai inti pendidikan tinggi.
- Mehdar Badrus Zaman, SE., M.M.: Mengusulkan perlunya reposisi peran dosen sebagai fasilitator pembelajaran interaktif.
- Dr. Salamun, M.Pd.I.: Menyampaikan urgensi kurikulum pengembangan diri dosen secara berkelanjutan, dengan dukungan institusi dan pemerintah.
Pengabdian Masyarakat: Edukasi Lingkungan di TPS3R
Sebagai bagian dari pengabdian kepada masyarakat, STIT Pringsewu bekerja sama dengan TPS3R Jejama Secancanan, Pringsewu Barat. Ketua TPS3R, Lukman Riyadi, S.Pd., menyambut baik kegiatan ini dan berharap edukasi tentang pemilahan sampah rumah tangga dapat terus berlanjut.
Ketua Panitia, Dr. Dedi Irawan, S.E., M.E.Sy., menjelaskan bahwa kegiatan ini akan dilanjutkan dengan pendampingan masyarakat dalam pengelolaan sampah, pelaksanaan workshop, dan pelatihan lanjutan sebagai wujud Tri Dharma perguruan tinggi.
Dengan semangat NAFEC 2025, STIT Pringsewu dan para mitra perguruan tinggi membuktikan bahwa perguruan tinggi bukan sekadar menara gading ilmu, tetapi agen perubahan aktif dalam mewujudkan cita-cita besar bangsa menuju Indonesia Emas 2045.
Penulis: Wulan Octi Pratiwi, M.Pd., Gr.
Dosen STIT Pringsewu.
Editor : IFFAH,Yy|TRANSSEWU.COM